Wednesday, May 20, 2009

Selamat hari raya Kabar Sukacita


Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1 : 37)

Keponakan saya yang bernama Jojo, di usianya yang ke-empat dengan logat bicara yang masih cadel, sering mengatakan kalimat / frasa yang dia sendiri tidak tahu artinya, yaitu “ndak matuk akal” (tidak masuk akal). Mungkin karena ia sering mendengar ayahnya (alias kakak saya) mengatakan hal yang sama, maka ia gemar sekali mengucapkannya.

Anak-anak memang suka meniru. Apapun pembicaraan yang kebetulan didengar oleh Jojo, akan ditanggapinya dengan kalimat favoritnya itu. Kadang ia akan mengatakannya dengan mimik serius, seolah dia mengerti apa yang sedang dia katakan. Namun kadang dia mengucapkannya sambil berlari ke halaman dengan senyum yang lebar menggoda, membuat saya menjadi gemas, ingin menangkapnya untuk mengacak-acak rambutnya yang halus dan mencubit pipinya yang membal seperti kue bapau. Saya sendiri tidak tahu mengapa kakak saya sering mengatakan kata-kata itu sehingga Jojo menirukannya atau mengapa kata-kata itu yang paling menarik untuk Jojo sehingga menjadi frasa favoritnya. Biasanya saya tidak mampu berbuat lain selain tertawa tergeli-geli sampai lupa sendiri pada apa yang hendak saya katakan.

Saya tidak sering berada di dekat keponakan saya tersayang itu karena saya selalu merantau. Jauh di dalam hati saya selalu merasa rindu kepada Jojo dan ingin terus mengikuti perkembangannya. Seringkali bila saya mengalami situasi yang menjengkelkan atau berhadapan dg orang yang sulit, secara iseng saya bilang saja dalam hati ‘ndak matuk akal ini” dg logat Jojo, untuk menghilangkan kekesalan dan menghibur diri sendiri. Sering kekesalan saya jadi berkurang membayangkan wajah Jojo mengatakan kalimat favoritnya itu. Hati saya menjadi lebih tenang dan kepala menjadi lebih dingin. Kalimat itu sendiri pada saat saya mengingatnya tidak ada artinya tetapi kepolosan dan keceriaan Jojo serta kerinduan saya kepadanya membuat kata-kata itu seperti obat mujarab untuk mengusir keresahan.

Pagi ini di gereja, kepolosan dan ketidak mengertian Jojo sekali lagi menghiasi hati saya saat mendengarkan bacaan Injil mengenai kabar sukacita yang dibawa oleh Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria. Kabar itu berisikan pemberitahuan bahwa Bunda akan mengandung seorang Putera dari Roh Kudus. Bunda belum bersuami saat itu. Saya membayangkan betapa bingung dan tidak paham nya Bunda saat mencoba mencerna pemberitahuan ini dengan akal budinya. Betapa mungkin secara manusiawi, Bunda akan berkata kepada malaikat Gabriel bahwa semua yang dikatakan kepadanya itu ‘tidak masuk akal’.

Saya sesekali berdiskusi dengan saudara seiman mengenai Allah, mengenai Tuhan, mengenai Kitab Suci, mengenai rencana Tuhan bagi manusia, dan kata-kata ‘tidak masuk akal’ sering mendominasi perdebatan dan diskusi kami. Mungkin terlalu banyak mengandalkan logika dan pikiran manusia yang terbatas membuat diskusi kami seringkali mentok dan buntu. Saya yakin bila Bunda Maria hanya mengandalkan logika manusianya maka beliau hanya akan berkutat pada ‘tidak masuk akal” dan rencana agung penebusan tidak bisa dilanjutkan. Tetapi apakah akal itu ? darimana akal itu berasal ? Seperti Jojo yang tidak paham apa artinya ‘tidak masuk akal’, berkutat dengan akal tidak membawa kita kemana-mana, mungkin hanya jalan di tempat saja.

Tetapi saya merasa bahwa Bunda berani melangkah lebih jauh daripada sekedar berhenti pada akal. Bunda menyadari ada yang jauh lebih tinggi nilai dan fungsinya daripada akal. Bunda memutuskan untuk berjalan selangkah lebih jauh dengan kacamata iman. Dan saya merasa bahwa di atas segalanya, Bunda Maria yang tetap tidak mengerti keseluruhan rencana Allah, menyediakan diri untuk menjadi mitra Allah untuk bekerja sama dengan Sang Pencipta yang Bunda imani dan kasihi, untuk membuat dunia dan kehidupan menjadi tempat yang lebih baik bagi manusia dan semua mahluk ciptaan.

Selamat memperingati hari raya kabar sukacita 25 Maret, yaitu kabar malaikat Gabriel kepada Bunda Maria bahwa Allah menjadi manusia, untuk bersama-sama dengan kita dan menjadi sama seperti kita kecuali dalam hal dosa.

San donato, 25 maret 2009

2 comments:

  1. Mbak Uti, selamat atas BLOG-nya. Saya baru membuka/menemukannya. Semoga tetap terus produktif dan menuangkan permenungan hidup mbak Uti bagi orang lain.
    Salam hangat,
    HK.

    ReplyDelete
  2. Romo Heri, terimakasih ya atas apresiasi dan dorongan semangatnya. Romo pemberi komen pertama di blog saya. Trimakasih untuk semua inspirasi menulis dan membuat blog dari Romo, yang menjadi salah satu panutan indah bagi saya

    ReplyDelete