Tuesday, December 8, 2009

Indahnya Diam


Ketika aku terus bicara dan temanku diam, aku melupakan kesedihan hatinya, karena berfokus pada keinginanku diperhatikan.

Ketika aku selalu bicara dan orangtuaku diam, aku melupakan keletihan mereka, karena aku berfokus pada kebutuhanku untuk diakui.

Ketika aku sibuk bicara dan suamiku diam, aku melupakan kebutuhannya akan keheningan setelah seharian sibuk di kantor, karena aku berfokus pada argumen-argumen ku mengenai kehidupan.

Ketika aku ramai bicara dan tetanggaku diam, aku melupakan kerinduannya untuk juga menceritakan persoalan hidupnya, karena aku berfokus pada permasalahanku sendiri.

Betapa banyaknya yang aku lupakan ketika aku sibuk berbicara. Betapa banyaknya keidahan yang aku lewatkan, ketika aku terus saja bicara kepada Tuhan. Aku lupa Tuhan ingin menunjukkan hikmat kehidupan kepadaku, tapi aku tidak memberiNya kesempatan karena aku sibuk memohon dan meminta.

Ketika suatu hari aku mencoba diam dan membiarkan Tuhan berbicara……hatiku terbuka….betapa aku menjadi sadar bahwa Ia begitu mengasihiku. Betapa besarnya kasih itu, hingga aku tak sanggup menerimanya seorang diri, hanya dengan meneruskannya kepada sesamaku, aku dapat menikmati kasihNya sepenuhnya.

Dengan aku yang diam mendengarkan sesamaku yang berbicara, memperhatikan dan merasakan semua keluhan yang ia rasakan di balik kata-katanya, aku melihat kasihNya yang besar di dalam diriku itu menemukan jalan untuk kuteruskan kepada mereka.

Ketika aku diam, aku punya kesempatan untuk menyadari apa yang ada di sekitarku.

Aku memandangi seekor anjing yang dengan setia berjalan di samping tuannya menikmati udara pagi yang cerah.

Aku melihat tanaman-tanaman indah yang subur menghias halaman tempat tinggalku.

Anjing itu, tanaman-tanaman itu,........ semuanya diam, tak bersuara. Menyuguhkan kehadiran mereka yang penuh kasih kepada kehidupan.

Dalam diam, kasih mereka utuh.

Dalam absennya bicara, tak ada unjuk ego, tak ada pertikaian tak perlu, tak ada saling serang, tak ada luka menganga.

Diam membuka jalan kepada kesadaran akan keterbatasan diri

Diam membuka jalan kepada hati untuk berbicara menyuarakan kedamaian

Diam memberi kesempatan alam kehidupan dan ciptaan merasakan kasih dan kehadiran Sang Pencipta, sedalam-dalamnya.

Alangkah indahnya belajar untuk diam dan sungguh mendengarkan.


Adven pertama,
Houston, 3 Des 09