Monday, March 4, 2013

Doa Rosario : It's all about Jesus and His love to me



Saya memandangi rosario di tangan saya. Dari bahan apapun terbuatnya, butir-butir itu tampak begitu bersahaja. Sesederhana doa-doa berulang yang saya ucapkan di setiap butirnya. Bagaikan kesederhanaan seorang gadis bersahaja di kota kecil Nazaret di Galilea, yang sangat rendah hati dan tulus, yang menyerahkan sepenuhnya keputusan hidupnya pada Allah. Saya tidak ingat lagi pada usia berapa di hidup saya terjadinya awal perkenalan saya dengan benda berbutir-butir yang terangkum menjadi satu untaian ini. Sama seperti reaksi Bunda Maria yang pertama kali terbaca di dalam Kitab Suci adalah rasa terkejut dan kemudian tidak mengerti, dulu saya juga tidak paham mengapa harus mengulangi doa yang sama sebanyak lima kali sepuluh, dan mengapa saya tidak langsung saja berdoa kepada Bapa. Sama seperti seluruh rencana Allah adalah suatu misteri yang amat besar bagi Bunda dalam seluruh perjalanan hidupnya. Bahkan dalam setiap episode perjalanan hidupnya bersama Yesus, ia tidak pernah bisa membayangkan, apalagi memperkirakan, episode seperti apa yang akan dialaminya di hadapan. Semuanya begitu penuh kejutan dengan banyaknya tantangan dan kesukaran. Sampai kemudian di akhir seluruh rancangan yang dijalaninya itu, ia mendapati dirinya dengan hati yang remuk memeluk tubuh Putera-Nya yang bersimbah darah dalam keadaan kaku tidak bernyawa setelah diturunkan dari kayu salib yang hina di mana hidup-Nya berakhir. Namun dengan lemah lembut, ia hanya menyimpan dan merenungkan semua itu dalam hatinya, hatinya yang selalu percaya, percaya sepenuhnya kepada kebaikan dan kebijaksanaan Tuhan.

Demikianlah perjalanan hidup ini saya juga tidak pernah tahu akan menuju ke mana. Rencana Allah dan skenario penyelamatan-Nya yang begitu agung bagi keselamatan saya, juga masih selalu menyisakan misteri bagi akal budi saya. Tetapi, karena butir-butir rosario yang meluncur di antara jemari saya itulah, sambil mendaraskan doa yang sama setiap kali, saya merasa dibimbing oleh Bunda Maria untuk meyakini kasih Allah di balik setiap episode kehidupan yang merupakan misteri itu. Bunda sudah membuktikannya. Ketaatan dan kerendahan hatinya untuk mengatakan ‘ya’ kepada setiap skenario Allah, membuat saya dan seluruh umat manusia di bumi bisa melihat sebuah akhir yang selalunya baik, akhir yang indah dan penuh kemenangan, dari rangkaian peristiwa kehidupan yang panjang dan penuh liku, yang selalu menyisakan ketidakmengertian yang tak berujung bagi akal budiku. Semuanya baik, karena Bunda bertahan sampai akhir. Keyakinan bahwa semuanya akan baik dan semuanya memang baik seperti halnya Bunda sudah menunjukkan teladan itu kepada saya, membuat dalam ketidakmengertian saya, saya berani mencoba berseru dengan penuh keyakinan bersama Bunda, “Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Ungkapan seperti itu hanya bisa dinyatakan kepada sosok Tuhan yang selalu mempunyai rancangan yang baik dan tahu memegang kendali untuk membuat segalanya baik. Tak peduli betapapun berat dan pahit prosesnya di tengah-tengah, tetapi bersama Dia dan di dalam Dia, semuanya baik, dan akan berakhir baik. Dan orang pertama yang memberi saya contoh bahwa harapan seperti itu bukanlah harapan yang kosong adalah Bunda Maria, melalui keteladanan seluruh hidupnya.

Sejak pertama kali belajar untuk mengenal siapakah Yesus itu bagi saya, saya semakin menyadari dengan bertambahnya usia, bahwa proses perjalanan mengenal Yesus dan kehendak-Nya bukan proses setahun atau sepuluh tahun, melainkan proses seumur hidup. Saya menemukan bahwa sebagai doa yang dipanjatkan dengan perantaraan Bunda Maria, doa Rosario menolong saya untuk menghayati mengapa Yesus yang adalah Tuhan dan Raja, sudi datang ke dunia untuk menjadi sama seperti saya, dan membebaskan saya dari semua ikatan dunia dan dosa yang membebani manusia. Doa Rosario membawa saya melangkah lebih jauh dalam iman untuk terus menerus diingatkan pada teladan pengurbanan cinta Kristus dan disemangati oleh kerendahan hati Bunda untuk terus mencontoh keteladanan itu, betapapun sulitnya. Hal itu dimungkinkan karena dari seluruh judul dalam peristiwa-peristiwa doa Rosario, hampir seluruhnya bercerita tentang Yesus dan perjalanan hidup-Nya sebagai manusia, hingga kenaikan-Nya ke Surga. Ada empat kategori peristiwa, yaitu Peristiwa Gembira (didoakan hari Senin dan Sabtu), Sedih (didoakan Selasa dan Jumat), Mulia (didoakan Rabu dan Minggu), dan Terang (didoakan Kamis). Masing-masing kategori mempunyai lima peristiwa untuk direnungkan, jadi seluruhnya ada 20 peristiwa, dan dari semua itu nama Bunda Maria hanya disebutkan sebanyak empat kali sebagai judul peristiwa. Dua kali di awal Peristiwa Gembira (Maria menerima kabar dari malaikat dan Maria mengunjungi Elizabeth) serta dua kali di akhir Peristiwa Mulia (Maria diangkat ke Surga dan Maria dimahkotai di Surga). Selebihnya semuanya mengenai Yesus dan yang mengenai Maria pun intinya bercerita tentang Yesus. Sama seperti seorang ibu yang tidak tertarik menceritakan dirinya sendiri atau mencari pujian bagi dirinya sendiri pada saat menceritakan mengenai anak yang dikasihinya, sebagai ibu yang melahirkan-Nya ke dunia, Bunda mengajarkan saya untuk mengenal Yesus lebih baik dan berjalan setiap hari bersama Dia di jalan keteladanan-Nya. Ya, doa Rosario adalah doa Yesus, because it’s all about Jesus, it’s all about His love to me, dan membantu saya untuk terus memahami dan mengalami cinta-Nya kepadaku.

Pengalaman Bunda Maria yang direnungkan secara khusus di dua peristiwa pertama dalam Peristiwa Gembira dan di dua peristiwa terakhir dalam Peristiwa Mulia, menggambarkan bahwa karya keselamatan Allah diawali dari kerjasama Bunda Maria, dan kelak, penggenapan rencana keselamatan-Nya bagi kita juga seperti yang dilakukan Allah kepada Bunda Maria. Sebab jika kita bekerja sama dengan rahmat Allah seperti halnya Bunda Maria, maka kelak kita akan pula menerima janji keselamatan dan mahkota kehidupan sebagaimana digenapi Tuhan di dalam hidup Bunda Maria.

Tuhan Yesus mengatakan dalam Yoh 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Bagaimana saya bisa selalu dekat pada Yesus, bahkan tinggal di dalam Dia dan menyukakan hati-Nya sehingga saya bisa berbuah banyak? Mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya, dan terus berjalan di dalam keteladanan pengorbanan salib-Nya yang kudus? Salah satu jawabannya ialah dengan selalu berjalan bersama ibu-Nya dalam doa Rosario. Teladan Bunda Maria mengajarkan saya untuk bertahan dalam kerendahan hati, mempunyai sikap bergantung sepenuhnya kepada Allah, mudah memaafkan dan mengerti sesama, peka terhadap kebutuhan dan kesusahan orang lain, tidak cepat menghakimi suatu peristiwa / sesama yang tidak mengenakkan, merasa diri selalu membutuhkan rahmat pengampunan Tuhan, dan mengajak saya terus menerus mengintrospeksi diri apakah hidup saya sudah selalu selaras dengan cita-cita Puteranya. Doa Rosario membuat saya tidak pernah jauh dari Yesus.

Melalui perenungan peristiwa-peristiwa Rosario, Bunda Maria membawa saya mengenal Alah Tritunggal. Saya belajar dari interaksi Bunda dengan Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus, yang ketiganya saling bersinergi mencapai tujuan keluhuran dan kebahagiaan kekal bagi seluruh umat manusia. Sinergi ketiganya terwujud karena ketaatan Bunda sebagai media penyambung keseluruhan kesempurnaan rancangan-Nya. Bunda mengatakan “ya” kepada Allah Bapa melalui instruksi Malaikat Gabriel yang memberikan kabar gembira kepadanya dalam Peristiwa Gembira. Bunda mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendampingi sampai akhir Allah Putera yang menjadi manusia dengan misi kesetiaan-Nya untuk menjadi Juruselamat dunia. Kesemuanya dalam Peristiwa Gembira, Sedih, serta Peristiwa Terang (yaitu saat Yesus mengubah air menjadi anggur di Kana. Di Kana itu juga saya diingatkan lagi, bahwa segala kerinduan, kebutuhan, dan keputusasaan saya, segera ditangkap Bunda untuk dibawanya kepada Puteranya, “Mereka kehabisan anggur”). Dan setelah kenaikan Puteranya ke Surga, dalam Peristiwa Mulia, Bunda berkumpul bersama para rasul untuk berdoa dengan tekun dan sehati demi menantikan kedatangan Allah Roh Kudus yang menyempurnakan keseluruhan rencana indah Allah Tritunggal bagi seluruh umat manusia.

Hidup manusia yang singkat ini memang penuh misteri, dan kehendak Bapa yang menciptakan manusia juga sebuah misteri agung yang sering tak terselami. Tetapi kita tidak sendiri dalam menempuh semuanya itu. Dalam perjalanan seumur hidup untuk mengerti dan menjalani kehendak Bapa, Bunda Maria selalu di sisi kita mendampingi perjalanan itu, memastikan kita tidak tersesat atau keliru mengambil jalan, untuk mencapai tujuan akhir yang sesungguhnya dari hidup yang fana ini. Sampai akhir hidup ini, dan bahkan hingga melewati hidup, Bunda Maria mendoakan Anda dan saya. “…Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin.”

Terima kasih Bunda Maria, atas cinta dan teladan kudus yang engkau tunjukkan kepada kami, terima kasih atas doa dan penyertaanmu yang penuh kesetiaan dalam perjalanan iman kami di dunia. (Triastuti)

No comments:

Post a Comment