Monday, June 22, 2009

sahabat wanita


Seperti sebuah simfoni yang mengalun merdu di ujung senja

sahabat wanita menemaniku menulis kisah-kisah perjalanan

yang terukir tertinggal di jejak langkah ku

mengarungi pantai-pantai landai kehidupan

maupun tebing-tebing terjal menuntut langkah penuh perhitungan


Sahabat wanitaku selalu di hati memaknai hari

canda tawanya menghiasi hati yang sepi

kegembiraan dan harapannya mengeringkan airmata kami

dan cerita-cerita kami nan tiada habisnya mewarnai ufuk pagi


Dalam banyak momen kehidupan

hanya sahabat wanita yang mengerti

memaknai kehidupan hingga setiap sudutnya yang paling inti

mulai dari merasakan kelezatan aneka makanan

dan taktik pembahasan cara pembuatan

hingga merangkai cara terbaik menikmati aneka benda duniawi

dengan teknik ‘antisipasi’ dan diskon musim semi

sebagai modus memenangkan persetujuan suami


Hanya sahabat wanita yang mengerti

mengapa sebuah topik layak untuk dibahas berulang kali

dan argumen untuk selisih harga satu perak pun dilayani

serta airmata mengalir untuk setiap senyum dan kata pertama si buah hati


Dan mungkin hanya sahabat wanita yang memahami

bahwa tawa dan airmata dapat meluap bersamaan bagai kompromi

meluap dari satu hati yang rindu mengerti

mensyukuri aneka warna sang hidup yang penuh ironi


Semua jejak langkah kami di atas pasir landai kehidupan

mungkin tak akan selamanya terukir hingga kekekalan

ombak perjalanan waktu yg tak dapat berhenti

dan riak gelombang kehidupan fana

akan membawa semuanya pergi

bersama tiupan bayu waktu yg berkelana.


Tetapi kasih dan kehangatan seorang sahabat wanita

tertinggal di setiap tikungan perjalanan hati

membawa kami sampai kepada keabadian

indahnya persahabatan karunia Sang Ilahi


San donato, setelah kembalinya satu sahabat wanita kami, Lita, ke Indonesia, 20 Juni 2009. Inspired by my beloved friends in San Donato, Milan, after one year we have been together:

Fitri Septiani, Fransisca Prananto, dan Lita Lunanta(terus jadi inget sama my others sahabat wanita that always remain in my heart: Hesi Silayanti, Herlina Soetanto, Irene Kartika, Siska Kusumawardhani, Liely Tjahjono dan Fitrika Lubis)

No comments:

Post a Comment