Seperti sebuah simfoni yang mengalun merdu di ujung senja
sahabat wanita menemaniku menulis kisah-kisah perjalanan
yang terukir tertinggal di jejak langkah ku
mengarungi pantai-pantai landai kehidupan
maupun tebing-tebing terjal menuntut langkah penuh perhitungan
Sahabat wanitaku selalu di hati memaknai hari
canda tawanya menghiasi hati yang sepi
kegembiraan dan harapannya mengeringkan airmata kami
dan cerita-cerita kami nan tiada habisnya mewarnai ufuk pagi
Dalam banyak momen kehidupan
hanya sahabat wanita yang mengerti
memaknai kehidupan hingga setiap sudutnya yang paling inti
mulai dari merasakan kelezatan aneka makanan
dan taktik pembahasan cara pembuatan
hingga merangkai cara terbaik menikmati aneka benda duniawi
dengan teknik ‘antisipasi’ dan diskon musim semi
sebagai modus memenangkan persetujuan suami
Hanya sahabat wanita yang mengerti
mengapa sebuah topik layak untuk dibahas berulang kali
dan argumen untuk selisih harga satu perak pun dilayani
serta airmata mengalir untuk setiap senyum dan kata pertama si buah hati
Dan mungkin hanya sahabat wanita yang memahami
bahwa tawa dan airmata dapat meluap bersamaan bagai kompromi
meluap dari satu hati yang rindu mengerti
mensyukuri aneka warna sang hidup yang penuh ironi
Semua jejak langkah kami di atas pasir landai kehidupan
mungkin tak akan selamanya terukir hingga kekekalan
ombak perjalanan waktu yg tak dapat berhenti
dan riak gelombang kehidupan fana
akan membawa semuanya pergi
bersama tiupan bayu waktu yg berkelana.
Tetapi kasih dan kehangatan seorang sahabat wanita
tertinggal di setiap tikungan perjalanan hati
membawa kami sampai kepada keabadian
indahnya persahabatan karunia Sang Ilahi
San donato, setelah kembalinya satu sahabat wanita kami, Lita, ke Indonesia, 20 Juni 2009. Inspired by my beloved friends in San Donato, Milan, after one year we have been together:
Fitri Septiani, Fransisca Prananto, dan Lita Lunanta(terus jadi inget sama my others sahabat wanita that always remain in my heart: Hesi Silayanti, Herlina Soetanto, Irene Kartika, Siska Kusumawardhani, Liely Tjahjono dan Fitrika Lubis)
No comments:
Post a Comment